Jumat, 28 Maret 2014

Tugas Softskil Kelompok (Provinsi)



KELAS                :     1IA21
Nama Kelompok :
1. Annisa Fath           (51413410)
2. Desy Noviani          (52413238)
3. Eka Oktowani       (52413813)
4. Hayuning A.          (53413983)
5. Lusi Tri Rahayu    (55413071)
6. Renni Widyastuti  (57413410)
7. Silviana candra D. (58413494)

KEBUDAYAAN PROVINSI IRIAN JAYA

A .Letak geografis
Papua  pada kedudukan 0 19’ - 10 45” LS dan 130 45’ – 41 BT, menempati setengah bagian barat dari papua new guinea yang merupakan pulau terbesar kedua setelah greensland. Papua merupakan daerah propinsi terbesar di indonesia.
Dengan luas daratan 21,9 % dari jumlah keseluruhan tanah seluruh indonesia, yaitu sepanjang 421.981 km2, membujur dari barat ke timur (sorong – jayapura), sepanjang 1200 km dari utara keselatan (jayapura – merauke ) sepanjang 736 km .Selain daripada tanah yang luas, papua memiliki banyak pulau sepanjang pesisirnya. 
Pesisiran utara terdapat pulau biak, numfor, yapen dan mapia. Pada bagian barat ialah pulau salawati, batanta, gag, waigeo, dan yefman. Pada pesisiran selatan terdapat pulau kalepon, komoran, adi, dolak, dan panjang, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan papua new guinea.

B. Penduduk Asli di Papua
Jika dilihat dari karakteristik budaya, mata pencaharian dan  pola kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi dan Papua dataran rendah dan pesisir. Pola kepercayaan agama tradisional masyarakat Papua menyatu dan menyerap ke segala aspek kehidupan, mereka memiliki suatu pandangan dunia yang integral yang erat kaitannya satu sama lain antar dunia yang material dan spiritual, yang sekuler dan sacral dan keduannya berfungsi bersama-sama. Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda.

C. Karakteristik Kebudayaan Irian Jaya
·         Senjata Tradisional
Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.



·         Budaya Irian Jaya

Rumah adat suku Asmat.
Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25 meter.Sampai sekarang masih dijumpai Rumah Tradisional ini jika kita berkunjung ke Asmat Pedalaman.Bahkan masih ada juga diantara mereka yang membangun rumah tinggal diatas pohon.

·         Agama suku Asmat.
Masyarakat Suku Asmat beragama Katolik,Protestan,dan Animisme yakni suatu ajaran dan praktek keseimbangan alam dan penyembahan kepada roh orang mati atau patung.
Bagi Suku Asmat ulat sagu merupakan bagian penting dari ritual mereka.Setiap ritual ini diadakan,dapat dipastikan,kalau banyak sekali ulat yang dipergunakan.
Kepercayaan dasar suku Asmat.
Adat istiadat suku Asmat mengakui dirinya sebagai anak dewa yang berasal dari dunia mistik atau gaib yang lokasinya berada di mana mentari tenggelam setiap sore hari. Mereka yakin bila nenek moyangnya pada jaman dulu melakukan pendaratan di bumi di daerah pegunungan. Selain itu orang suku Asmat juga percaya bila di wilayahnya terdapat tiga macam roh yang masing-masing mempunyai sifat baik, jahat dan yang jahat namun mati. Berdasarkan mitologi masyarakat Asmat berdiam di Teluk Flamingo, dewa itu bernama Fumuripitis.

Orang Asmat yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia juga diam berbagai macam roh yang mereka bagi dalam 3 golongan.
* Yi – ow atau roh nenek moyang yang bersifat baik terutama bagi keturunannya.
* Osbopan atau roh jahat dianggap penghuni beberapa jenis tertentu.
* Dambin – Ow atau roh jahat yang mati konyol.

Kehidupan orang Asmat banyak diisi oleh upacara-upacara. Upacara besar menyangkut seluruh komuniti desa yang selalu berkaitan dengan penghormatan roh nenek moyang seperti berikut ini
* Mbismbu (pembuat tiang)
* Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan rumah yew)
* Tsyimbu (pembuatan dan pengukuhan perahu lesung)
* Yamasy pokumbu (upacara perisai)
* Mbipokumbu (Upacara Topeng)

Suku ini percaya bahwa sebelum memasuki surga, arwah orang yang sudah meninggal akan mengganggu manusia. Gangguan bisa berupa penyakit, bencana, bahkan peperangan. Maka, demi menyelamatkan manusia serta menebus arwah, mereka yang masih hidup membuat patung dan menggelar pesta seperti pesta patung bis (Bioskokombi), pesta topeng, pesta perahu, dan pesta ulat-ulat sagu.

                        http://id.wikipedia.org/wiki/Papua

Kamis, 13 Maret 2014

Tugas Ilmu Budaya Dasar

Pemilu 2014
Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat yang berguna untuk menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan yang dihasilkan dari Pemilu sangat diharapkan dapat menjadi pemerintahan yang kuat dan amanah. Sehingga, diperlukan upaya dari seluruh komponen bangsa untuk menjaga kualitas Pemilu. Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD harus dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi mengatakan, semangat Pemilu itu dapat terwujud apabila seluruh komponen bangsa saling bahu-membahu mendukung pelaksanaan Pemilu sesuai aturan perundang-undangan dan penghormatan hak-hak politik setiap warga Negara. “Upaya memperbaiki kualitas pelaksanaan Pemilu merupakan bagian dari proses penguatan demokrasi serta upaya mewujudkan tata pemerintahan yang efektif dan efisien” kata Mendagri.


Fenomena menurunnya tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu itu setidaknya juga dapat  kita lihat dari pelaksanaaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tahun 2013. Setidaknya, angka partisipasi politik masyarakat dalam Pilkada berkisar antara 50-70 persen. “Kita tentu berharap partisipasi politik masyarakat akan tetap tinggi pada Pemilu 2014, baik secara kuantitas maupun kualitas” kata Mendagri. Tantangan lain yang perlu dipecahkan berbagai pihak adalah mengenai kesadaran politik masyarakat menuju terbentuknya pemilih yang cerdas. Melalui pemilih yang cerdas diharapkan akan terpilih pula wakil-wakil rakyat yang berintegritas dan berkualitas tinggi. Hari pemungutan suara Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, telah ditetapkan pada 9 April 2014. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan jajarannya juga telah menetapkan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. “Dengan telah ditetapkannya DCT, maka masyarakat dapat segera mengenali calon wakil-wakilnya untuk ditimang dan diputuskan siapa calon terbaik yang akan dicoblos pada 9 April nanti” tutur Mendagri. Apakah menurunnya tingkat partisipasi itu disebabkan oleh menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik (parpol), atau mungkin disebabkan karena tidak adanya calon pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyat, atau memang karena masyarakat sudah beranggapan bahwa Pemilu saat ini bukanlah hal yang penting. Di sisi lain, perlu diantisipasi pula potensi konflik yang ada di tengah-tengah masyarakat sepanjang penyelenggaraan Pemilu. Mengingat, seringkali terjadinya konflik di sejumlah daerah sepanjang pelaksanaan Pilkada, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Jika berbagai kondisi itu tidak disikapi secara baik, maka berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. “Pemilu memakan dana yang cukup besar. Semestinya, hasil dari pemilu juga menjadi lebih baik” harapnya. Sementara, Ketua KPU Husni Manik mengatakan, ada empat indicator yang menentukan kesuksesan Pemilu 2014, yakni sukses dalam penyelenggaraan teknis kepemiluan, penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil, partisipasi masyarakat yang meningkat, dan kualitas pemilu yang lebih baik. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan kerjasama dengan semua komponen bangsa, baik para penyelenggara pemilu, peserta pemilu, pemerintah, maupun masyarakat. “Dengan waktu yang tersisa menuju 2014, diharapkan Pemilu 2014 lebih baik dibandingkan Pemilu 2009” ujarnya.

Pemilu 2014 sudah semakin dekat dan saatnya momentum ini digunakan secara tepat untuk memilih pemimpin yang yang mampu membawa bangsa ini keluar dari persoalan besar yang dihadapi selama ini. Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang mampu menjawab persoalan besar bangsa seperti kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan, dan penegakan hukum, dan hal tersebut membutuhkan ketokohan yang teruji, kuat, berani, jujur, dan sudah terbukti dari rekam jejaknya. Sudah saatnya kaum terpelajar, mahasiswa dan akademisi dimanapun ikut menentukan kepemimpinan bangsa Indonesia, jangan sudah masuk dalam zona nyaman kemudian tidak ikut memikirkan bangsa Indonesia. Tahun 2014 sangat menentukan arah Indonesia, apakah akan membawa Indonesia ke negara maju atau justru negara gagal. Pemuda memiliki tanggungjawab yang besar dalam tatanan kehidupan masyarakat. Pemuda berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yakni peranan pemuda sebagai sebuah kekuatan moral, sebagai agen perubahan dan agen kontrol sosial dalam masyarakat. Potensi pemuda akan sia-sia bila pemuda masih dipandang sebagai potensi suara saja. Untuk memperoleh suara dari pemuda maka caleg akan menggunakan strategi dengan memanfaatkan media sosial seperti twitter, dan facebook. Proses pemilu seharusnya dapat menjadi sarana dalam menciptakan pemilih-pemilih cerdas yang kelak akan menjadi pemimpin negeri ini.