Nama : Eka Oktowani
NPM :
52413813
Kelas :
3IA22
Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Nama Dosen : Syefani Rahma Deski
Sejarah Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di
kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya
merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam
berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa
terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan
penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol,
ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya
berkaitan dengan indera penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide
dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta
warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak
yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan
oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk
menguraikannya.
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal
dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini
antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian
sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang
digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan
keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti,
buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan
ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif,
contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan
yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain Komunikasi
Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang
hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan
jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara
lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf),
yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi
kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan
lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi
visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup
periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan
tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam
industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar,
pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual baru populer di
Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan oleh desainer grafis asal Belanda
bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi
cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display
dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung
perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual
seperti yang kita kenal sekarang ini.
Pengertian
Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual masih sangat asing
terdengar di kalangan masyarakat awam yang biasanya di identikan dengan tukang
print atau tukang buat reklame dan baliho. Sehingga bnayak orang memandang
sebelah mata tentang dunia desain, atau Desain Komunikasi Visual identik dengan
iklan memang tidak salah tentang pernyataan ini namun hal ini juga
tidak benar sepenuhnya karena iklan hanya salah satu sarana (media) yang
dihasilkan oleh Desain Komuikasi Visual.
Ditinjau dari asal kata (etimologi) istilah
ini terdiri dari tiga kata, Desain diambil dari kata “designo” (Itali) yang
artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin
(designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa
istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa
ide.
Selanjutnya Komunikasi berarti menyampaikan
suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima
pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal
dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis”
yang berarti “sama” (dalam Bahasa Inggris: common). Kemudian komunikasi
kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan (commonness) atau
suatau kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima
(komunikan).
Sementara kata Visual bermakna segala sesuatu
yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata.
Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke
dalam bahasa Inggris visual.
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan
sebagai seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan
bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang
bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target
audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang
dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf
dan sebagainya.
Seni Murni
Seni murni adalah seni yang
dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi,
dan patung.
Berbeda dengan seni terapan, seni murni
tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu lain. Yang dimanfaatkan pada seni
ini adalah nilai keindahannya. Menurut sejarah, 5 seni murni terbesar adalah
lukisan, patung, arsitektur, musik dan puisi dengan seni seni minor termasuk
drama dan tari. akhir-akhir ini,
Seni Murni biasanya termasuk bentuk seni
visual dan seni perform. bagaimanapun, dalam beberapa lembaga-lembaga belajar
atau musium seni murni. Seni murni sering dikaitkan dengan bentuk seni visual.
Kata murni lebih merujuk kepada kemurnian / keaslian karya tersebut. Seni murni
adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni
mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Berbeda
dengan seni terapan, seni murni tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu
lain. Yang dimanfaatkan pada seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut
sejarah, 5 seni murni terbesar adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan
puisi dengan seni seni minor termasuk drama dan tari. akhir-akhir ini,
Imitasi, adalah salah satu insting alam kami.
Hingga kemudian, "harmoni" dan "ritme" menjadi sebuah
bagian dari ritme. Manusia, memulai dengan hadiah alam yang kemudian
dikembangkan dengan sifat masing-masing, hingga kemudian
improvisasi-improvisasi yang mereka buat melahirkan seuatu yang disebut
puisi.Definisi ini cenderung tidak mengkategorikan seni visual dari seni murni
yang dianggap kerajinan tangan]] atau seni, seperti tekstil. Pada istilah yang
lebih moderen seni visual [[secara luas dianggap sebagai yang lebih inklusif
dan kata deskripsi untuk seni pada masa kini yang menggunakan berbagai media,
yang kini dikenal sebagai seni yang tinggi.
Kesimpulannya, desain grafis dan seni murni adalah suatu
hal yang berbeda. desain grafis adalah seni yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang banyak dalam bentuk tampilan visual. Sedang seni murni adalah
ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada
kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Fungsi Desain Komunikasi Visual
Sebagai sarana identifikasi
Fungsi
dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana
identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu,
atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika
mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah
dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah
membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya
mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek
X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
Sebagai sarana informasi dan instruksi
Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain
komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal
yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram,
simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada
orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat
dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang
kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di
tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus
bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari
berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan
mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.
Sebagai sebagai sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai
sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan
perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat
diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan
sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai
tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan
menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.
Jika Anda ingin menjadi Desainer Komunikasi
Visual yang baik, anda harus memperhatikan 3 hal dalam Desain Komunikasi Visual
yaitu:
1. Elemen – elemen DKV
Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi
merupakan Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis
huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda,
menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan
menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran
huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan
kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan
karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”Wirya (1999:32)
mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu,
seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa
yang lain.
Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual
dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar
dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32)
ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif
daripada tekas.Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah Ilustrasi
digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta
mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu
suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran
pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam
bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi
lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada
kata-kata.
Simbolisme
Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai
sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena
sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebih
kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah
perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta
objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan
bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat
ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo
perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.
Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut
animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang
melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa konsep dari animasi
menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis.
Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
- Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan
datar (flat), baik itu karakter maupun warnanya.
- Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau
berdimensi ruang.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat
menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis. Pemilihan jenis animasi
yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan
dapat lebih efektif dan efisien.
2. Unsur-Unsur DKV
Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan
warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan
sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna
dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive
color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan
sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat
(Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan
gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.
Format
Format adalah unsur lain dalam desain yang
mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. (mencakup semua elemen DKV) Dengan
menggunakan unsur ini Anda dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis)
pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau
dibaca terlebih dahulu. Hal ini memudahkan anda untuk menyampaikan pesan yang
sangat penting , penting dan kurang penting yang terlihar dari ukuran (format)
suatu elemen tersebut. Jika elemen itu dibuat lebih bsar dari yang lain berarti
itu menjadi hal yang sangat penting untuk sampaikan begitu juga sebaliknya.
Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang
dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur
sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya
permukaan karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, cat canvas, dan lain
sebagainya.
Tekstur dibagi menjadi dua yaitu Tekstur nyata dan Semu. Pada
DKV tekstur yang lebih sering digunakan adalah tekstur semu. Hal ini dapat
memudahkan pekerjaaan seorang desainer Karena dapat menimbulakan tekstur kasar
seperti kayu, batu dan yang lainnya tanpa harus langsung menggunakan
benda-benda itu begitu juga dengan tekstur halus yang lebih mudah mendapatkan
kesan halus ketika menggunakan tekstur semu (tidak Nyata).
Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya,
pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain
dan dinamika desain grafis. Sebagai contoh, tanpa ruang Anda tidak akan tahu
mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Anda tidak tahu mana yang
harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti
sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi
dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
Unsur ini sangat menentukan kenyamanan membaca Karena jika tidak
ada ruang pada suatu desain maka yang terlihat sangatlah sesak begitu juga bila
terlalu banyak ruang kosong pada desain maka akan terlihat hampa. Disini lah
seorang desainer dituntut untuk pintar memanfaatkan suatu ruang pada bidang
kosong.
Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu
titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis
lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk
membangun bentuk atau konstruksi desain. Di dalam duni a komunikasi visual
seringkali kita menggunakan dotted line, solid line, dan garis putus-putus.
Garis juga memiliki suatu arti dan anda harus tahu hal ini
seperti garis vertical memiliki kesan stabil, gagah,dan elegan sedangkan garis
horizontal memilki arti pasif, tenag dan damai sementara garis diagonal
memiliki kesan aktif, dinamis dan menarik perhatian.
Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan
lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran
(circle), dan segitiga (triangle). Pada desain komunikasi visual kita akan
mempelajari bentuk dasar dan bentuk turunan. Sementara pada kategori sifatnya,
bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
- Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk
visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari
bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
- Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk
visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami
secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk
benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk
sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
- Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul
mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara
detil, hewan atau benda lainnya.
3. Prinsip- prinsip
DKV
Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang
sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna,
raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon
atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah.
Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang
bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat
diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam
sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan
perbandingan-perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah
perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean)
adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya
seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan
Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13.
Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam
termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang
diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita
lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus.
Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak
laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya
adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.
Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus
ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang
berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure
sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga
disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai
bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk
memecah keberaturan.
Sumber: