Platform merupakan kombinasi antara sebuah arsitektur hardware dengan sebuah kerangka kerja dan aplikasi software. Kombinasi tersebut memungkinkan sebuah software, khususnya software aplikasi, dapat berjalan. Platform yang umum sudah menyertakan arsitektur, sistem operasi, bahasa pemrograman dan antarmuka yang terkait (pustaka sistem runtime atau antarmuka pengguna grafis) untuk komputer.
Pada artikel kali ini Saya akan membahas tentang permainan
atau game yang akan Saya kelompokkan berdasarkan platform-nya. Semoga
bermanfaat :)
Arcade Game
Arcade games yang sering disebut ding-dong di Indonesia,
biasanya berada di daerah/tempat khusus dan memiliki box atau mesin yang memang
khusus di design untuk jenis video games tertentu dan tidak jarang bahkan
memiliki fitur yang dapat membuat pemainnya lebih merasa “masuk” dan
“menikmati”, seperti pistol, kursi khusus, sensor gerakan, sensor injakkan dan
stir mobil (beserta transmisinya tentunya).
Definisi dari arcade adalah tempat di mana orang bertemu dan
menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Pada abad ke-19, arcade biasanya
menjadi salah satu hiburan yang dapat ditemukan di berbagai lokasi khusus,
seperti di pasar malam. Seiring dengan berkembangnya teknologi, arcade pun ikut
berkembang dan melibatkan mesin-mesin permainan sederhana seperti pinball
hingga mesin pemutar musik.
Pada awal tahun 1966, SEGA memperkenalkan sebuah permainan
elektro-mekanis berjudul Periscope. Game ini merupakan sebuah simulator
sederhana tentang sebuah kapal selam, yang harus menenggelamkan sejumlah kapal
selam lain milik musuh.
Mekanisme sederhana yang digabung dengan permainan cahaya dari
tabung-tabung lampu elektris ini ternyata mampu membuat para penggemarnya
terkesima. Karena itu, tidak heran jika game ini pun berhasil menuai sukses di
kawasan Amerika, Eropa dan Jepang.
Seolah tak mau kalah, Taito mencoba peruntungan dengan
meluncurkan Crown Special Soccer, sebuah permainan arcade bersifat multiplayer
pertama yang melibatkan dua orang pemain. Game bergenre olahraga ini menirukan
mekanisme pinball yang telah dimodifikasi. Meski kurang mendapatkan tanggapan
seperti halnya Periscope, tapi game ini membuka jalan untuk merintis permainan
dengan sistem multiplayer bagi mesin-mesin arcade.
Permainan arcade terus berkembang. Pada tahun 1971, beberapa
mahasiswa dari Stanford University menciptakan arcade video game pertama
berjudul Galaxy Game, dan merintis kelahiran video game yang mempergunakan koin
untuk memainkannya (atau biasa disebut coin-op). Pada saat itu sistem video game
masih dianggap sebagai salah satu kemajuan teknologi rumit yang membutuhkan
pemrograman khusus, maka tidak heran kemunculan pertama game ini menarik
perhatian banyak pihak, khususnya para perusahaan pengembang game.
Setahun kemudian, salah satu perusahaan baru bernama Atari
didirikan dan langsung menggebrak pasar arcade video game dengan merrilis game
berjudul Pong. Pong langsung memetik kesuksesan karena mampu menghadirkan
perpaduan antara advance technology dengan elemen fun.
Gameplay-nya yang sederhana juga disukai banyak orang. Tidak
hanya itu, komunitas gamer pun mulai terbentuk di berbagai arcade center untuk
berkompetisi dalam memainkan game yang merupakan perpaduan antara tennis dengan
ping pong ini. Kesuksesan Atari yang diraih dari Pong bahkan membuat beberapa
pengembang game lainnya berusaha lebih serius lagi dalam menyusun sebuah arcade
video game.
Tergiur dengan kesuksesan Atari, salah satu raksasa penghasil
game arcade konvensional yakni Taito, mencoba peruntungan dengan merilis sebuah
video game berbasis arcade dengan judul Space Invaders pada tahun 1978, sebuah
game single player bertemakan peperangan luar angkasa. Dalam game ini gamer
akan mengendalikan sebuah pesawat yang ditempatkan di bagian bawah layar, dan
berusaha menghancurkan sekumpulan alien yang melayang-layang di bagian tengah
layar.
Meski secara resmi dirilis oleh Taito Jepang, namun akhirnya
Midway membeli lisensi game ini dan mendistribusikannya di kawasan Eropa dan
Amerika. Dengan cepat game ini segera menjadi hits di berbagai negara. Taito
mampu meraup keuntungan mencapai lebih dari US$ 2,7 miliar dalam jangka waktu
dua tahun semenjak Space Invaders dirilis ke pasaran. Selain itu, bentuk para
alien yang unik dan khas dengan desain pixel 8 bit-nya mampu menjadi ikon pop
dunia hingga saat ini!! Space Invaders juga membuat persaingan dunia arcade
video game menjadi lebih sengit.
Perkembangan teknologi, khususnya di bidang arcade video game,
juga berkembang pesat melalui game ini buatan Taito ini. Space Invaders
menggunakan customized arcade board yang mampu menampilkan grafik lebih smooth
serta efek suara mono yang khas dalam sebuah mesin arcade berlayar cembung ala
CRT. Hal ini merupakan sebuah kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan
pesaing terdahulunya yang meluncurkan game Pong. Customized arcade board yang
ditenagai oleh Intel 8080 CPU serta Texas Instrument SN76477 Sound Chip
seketika menjadi kiblat pengembang game arcade lainnya.
Pada tahun 1980, lahirlah sebuah arcade video game legendaris
lainnya yakni Pac-Man. Ini adalah hasil debut pertama Namco yang seketika
menuai sukses di seluruh dunia. Gameplay-nya yang unik, menampilkan makhluk
ajaib berbentuk mulut berwarna kuning serta desain para hantu yang unik dan
penuh warna, menjadikan game ini idola baru di kalangan para penikmat arcade
video game.
Pada awalnya Toru Iwatani, sang maestro di balik kelahiran
game ini, mencoba membuat sebuah game yang bisa menarik perhatian kalangan
wanita untuk memainkan arcade game. Ia akhirnya menemukan konsep permainan
Pac-Man dalam acara makan malam bersama kekasihnya di sebuah restoran pizza.
Bentuk pizza yang terpotong sebagian hingga membentuk siluet mulut ini akhirnya
melahirkan karakter Pac-Man yang legendaris tersebut.
Game ini berhasil terjual sebanyak 400.000 unit dalam kurun
waktu dua tahun semenjak perilisan pertamanya pada tahun 1980; rekor yang belum
bisa terpecahkan bahkan oleh game-game next-gen yang beredar di masa kini.
Setelah sempat mengalami masa-masa booming, arcade video games
harus rela menghadapi badai besar. Pada pertengahan tahun 1980, Nintendo
menggebrak dunia dengan meluncurkan sebuah home console bernama Nintendo
Entertainent System (NES). Hal ini tentu saja menimbulkan pengaruh yang sangat
besar terhadap perkembangan game arcade, di mana banyak developer lebih
tertarik untuk mencurahkan perhatian mereka terhadap gaming console buatan
Nintendo tersebut.
Meski melambat namun perkembangan game arcade tidak berarti
mati. Pada tahun 1987, Double Dragon diluncurkan ke pasaran dan berhasil
menggaaet kembali perhatian para gamer pada arcade video games. Game bergenre
side-scrolling action ini merupakan pelopor bagi game-game lain yang mengusung
genre yang sama. Namun sebagai akibatnya, selama 2 tahun para pengembang game
arcade lebih banyak menelurkan game bergenre side-scrolling action agar mampu
menarik minat para gamer.
Memasuki masa jenuh, Capcom akhirnya merilis sebuah game
bergenre fighting berjudul Street Fighter II. Game ini merajai era 1990-an yang
kemudian membangkitkan kembali minat gamer terhadap arcade video games.
Kemampuan untuk bermain bersama secara simultan serta gameplay-nya yang menarik
di kala itu, membuat iklim kompetisi untuk menentukan siapa yang terbaik di
antara para gamer kembali mencuat.
Setelah melewati masa suramnya, arcade video games pun mampu
bangkit dari keterpurukan. Layaknya seekor burung Phoenix, arcade bangkit
kembali dan menjadi jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Arcade gaming di era
1990-an diwarnai dengan perilisan beragam video game dengan sistem operasi yang
lebih canggih dibanding sebelumnya. Mulai dari tampilan 3D graphic, bahkan
multiplayer play yang menampung hingga 4 orang pemain seperti yang dihadirkan
dalam game Virtua Cop, Daytona Racing, Virtua Fighter dan lain-lain.
Industri arcade video game bahkan dilirik oleh industri
lainnya seperti Film dan musik. Banyak developer game arcade yang mendapatkan
permintaan untuk membuat versi game dari film yang muncul di layar lebar. Tidak
hanya itu, home console yang diramalkan akan menjadi penghancur arcade video
game kini justru menjadi pendamping setia.
Pada era milenium ini, perkembangan arcade video games bahkan
lebih masif lagi. Jepang selaku kiblat dari perkembangan arcade video game
merilis beberapa game dengan teknologi mutakhir.
Arcade game dengan genre dancing ini dipopulerkan melalui
kehadiran Dance-Dance Revolution pada tahun 1998. Gameplay-nya sendiri termasuk
sederhana, di mana gamer diminta untuk mengikuti panah yang ditunjukkan pada
layar dengan menginjak karpet dengan simbol panah yang serupa pada bagian
lantai mesin. Dan seiring dengan kemajuan teknologi, genre ini bahkan sudah
berkembang jauh sehingga mampu mendeteksi pergerakan tubuh sang penari sendjri.
Notable games: Dance-Dance Revolution X3, In The Grove, Para Para Paradise.
Genre ini menguji kemahiran dari player untuk mengikuti irama
yang ditampilkan oleh AI mesin. Gamer dilengkapi dengan controller unik
berbentuk alat musik sesuai dengan game yang dimainkannya, baik berupa guitar,
drum set, keyboard, bahkan hingga peralatan synthesizer. Notable games:
GuitarFreaks, DrumMania
Sebelum kehadiran peripheral Kinect untuk Xbox 360, arcade
video game telah menelurkan sebuah format permainan yang melibatkan gerakan
sang pemain dalam interaksinya. Salah satunya adalah kemunculan sistem motion
control pada game Police 911 yang diluncurkan pada tahun 2000 lalu. Dalam game
ini, pemain secara bebas bisa menggerakkan seluruh tubuhnya untuk mengelak dari
sergapan musuh, atau untuk berlindung dari peluru lawan, di mana hal tersebut
akan direfleksikan secara sempurna oleh karakter dalam game. Notable games:
Police 911
Adanya fitur save yang terdapat pada home console juga
menginspirasi para pengembang arcade video game untuk menciptakan fitur
sejenis, yang diwujudkan melalui magnetic card. Untuk mendapatkan kartu ini,
pemain biasanya diharuskan untuk menukarnya dengan token dalam jumlah yang
ditentukan ke dalam mesin arcade. Magnetic card menjadi salah satu fitur
next-gen arcade yang sangat digemari, karena dengan kartu ini seorang gamer
bisa secara bebas membentuk profil karakternya dalam sebuah game, dan
menyimpannya dalam profil khusus yang berbeda dengan gamer lainnya. Notable
games: Mario Kart Arcade, Street Fighter IV, Tekken 5, Wangan Midnight Maximum
Tune 3.
Kini arcade video game terus mengalami evolusi. Jika dalam
kemunculan perdananya game-game arcade hanya mampu menghasilkan resolusi 8-bit,
saat ini satu mesin arcade modern telah tersemat "otak" prosesor
hingga 2 GHz, fitur Grafis 3D dan bahkan memiliki kemampuan untuk terkoneksi
secara online.
Pada bulan Desember 1982, seorang anak berusia 8 tahun
berhasil mencetak rekor dengan memperoleh skor yang mencapai lebih dari 6 juta
poin dalam game Pac-Man. Yang menjadikannya spesial adalah: ia mampu
menyelesaikan level 256, di mana hanya ada sedikit orang yang mampu menyelesaikan
level tersebut karena terdapat glitch dari pihak pengembang game.
Setelah perilisan perdana game Space Invaders pada tahun 1978,
para gamer dibuat terpesona dengan permainan ini. Bahkan, di beberapa negara
seperti Jepang dan Amerika, peredaran uang koin sempat langka akibat tersedot
untuk memainkan game ciptaan Taito dan Midway ini. Maka tidak heran jika game
ini dimasukkan ke dalam jajaran "Best Selling Games of All Time",
karena dalam waktu 4 tahun saja Space Invaders telah mampu meraih keuntungan
lebih dari US$ 2 miliar!!
ARCADE VIDEO GAMES SPECIFICATIONS
PC Games
PC games adalah sebutan untuk video game yang dimainkan
menggunakan Personal Computers. Spacewar adalah game PC pertama. Nama Spacewar
memang kurang akrab di telinga para pecinta game, namun asal tahu saja Spacewar
merupakan game pertama yang dibuat di dunia. Game ini dibuat sejak 50 tahun
lalu oleh Steve Russell. Namun jangan dibayangkan, Spacewar dimainkan di konsol
game seperti saat ini.
Spacewar telah dibuat untuk PDP-1 komputer mini oleh Digital
Equipment dengan bantuan sebuah tim pengembang yang termasuk Martin Graetz,
Pete Simson dan Dan Edwards. Mereka juga mengubah persepsi masyarakat yang
menganggap komputer hanya untuk kerja serius.
Dikutip Efy Times, dibandingkan dengan game yang kita mainkan
di komputer kita hari ini, Spacewar game sangat sederhana. Dua pemain bisa main
game dengan mengambil kontrol dari sebuah pesawat ruang angkasa mencoba untuk
menghancurkan satu sama lain.
Spacewar memiliki pilihan yang sangat unik yang disebut
Hyperspace. Dengan memasukkan Hyperspace, pengguna bisa pindah ke lokasi acak
pada layar. Tetapi resiko meledak selalu ada jika digunakan terlalu sering.
Pada peringatan 50 tahun rilis video game, mahasiswa teknik
dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) memamerkan simulasi Spacewar
di kampus MIT dan di museum MIT.
Direktur MIT, Phillip Tan mengatakan bahwa ada downtime yang
cukup disediakan pada PDP-1 dibandingkan dengan mainframe IBM yang memanfaatkan
setiap detik dan tidak membiarkan orang main-main dengan itu.
Console games
Console games yaitu video games yang dimainkan menggunakan
console tertentu. Pada artikel sebelumnya Saya sudah membahas tentang artikel
terkait yang bisa Anda baca disini.
Konsol genggam atau handheld console adalah mesin untuk
memainkan game, bentuknya tidak lebih besar dari genggaman kedua tanganmu,
mudah dibawa dalam genggaman, dan pastinya ringan. Kontrol, layar dan speaker
semua jadi satu dalam satu unit. Tahun 1970an sebenarnya sudah ada yang
mempelopori konsol genggam ini Coleco dan Milton Bradley, waktu itu disebut
dengan handheld electronic game. Tapi keduanya tidak lagi dimasukkan dalam
sejarah konsol genggam karena cuma bisa memainkan satu game.
Sejarah handheld meski didominasi oleh Nintendo meski sebenernya
ada konsol handheld lain. Rata-rata memang berumur pendek dan bahkan nyaris tak
terdengar. Barangkali karena udah terlibas duluan oleh Nintendo yang boleh
dibilang merupakan rajanya pembuat Handheld Consoles. Mulai jaman
Game&Watch sampai yang paling canggih Nintendo DS, selalu aja disambut
dengan sukacita oleh masyarakat. Ujung-ujungnya Nintendo meraup keuntungan yang
sangat besar dari sini.
Game-gamenya yang menarik, harga yang terjangkau dan bentuknya
yang pas adalah sebagian dari kelebihan konsol handheldnya Nintendo. Di lain
pihak, Nintendo juga paling tanggap dengan permintaan pasar. Hal ini bisa
dilihat dari munculnya berbagai macam seri, misalnya Game Boy, diikuti dengan
Game Boy Color, lalu Game Boy Advance. Nah kiat yang seperti itulah yang tidak
bisa diikuti oleh para pesaingnya, hingga akhirnya mereka terlibas di pasar
game, hilang begitu aja. Nintendo pulalah yang berhasil menerjemahkan dengan
sangat baik apa yang dimaksud oleh gamer dengan konsol genggam.
Konsol Genggam Yang Terlupakan
Seperti yang sudah disebut bahwa sejarah konsol genggam
didominasi oleh Nintendo, sejumlah konsol genggam lainnya juga pernah
meramaikan pasar konsol. Persaingan yang keras membuat siapa yang paling
inovatif dan yang bisa memuaskan selera pasar, dialah yang menang maka
konsol-konsol di luar Nintendo tidak bertahan lama.
Atari Lynx adalah konsol handheld games 16-bit yang dirilis
oleh Atari Corporation pada September 1989. Lynx adalah handheld pertama di
dunia permainan handheld games dengan warna LCD. Lynx juga terkenal karena
fitur-fiturnya memandang ke depan dan grafisnya canggih. Lynx bersaing dengan
Nintendo Game Boy (dirilis hanya sebulan sebelumnya), Sega Game Gear dan NEC
TurboExpress, keduanya dirilis pada tahun berikutnya. Namun, Game Boy pada
khususnya, serta Sega Game Gear, menjual lebih banyak daripada Lynx. Atari
gagal mencapai angka penjualan yang dibutuhkan untuk menarik pengembang pihak
ketiga kualitas dan Lynx akhirnya ditinggalkan. Hari ini, seperti halnya dengan
banyak konsol yang lebih tua, masih ada sekelompok kecil penggemar setia yang
membuat dan menjual game untuk system ini.
Konsol handheld pertama kali dalam sejarah konsol adalah
Microvision yang didesain oleh Smith Engineering dan distribusinya oleh
Milton-Bradley di tahun 1979. Layarnya kecil dan Cuma ada 13 game yang bisa
dimainkan. Akhirnya umur konsol ini Cuma dua tahun saja. Keypadnya mudah rusak
plus teknologi LCD-nya yang masih kurang baik.
TurboExpress merupakan versi portable dari Turbo Grafx, rilis
tahun 1990 dengan harga US$ 249,99. layarnya 66mm, kira-kira besarnya samalah
dengan Game Boy. Gamenya yang paling terkenal adalah Falcon, dari genre flight
simulator. Waktu dirilis, ini termasuk konsol genggam yang cukup canggih.
Namun kekurangannya adalah pada kapasitor dan sound systemnya
yang kurang bagus.Sementara layarnya terdapat pixel yang buruk, ini membuat
sejumlah teks tidak terbaca. Belum lagi baterenya yang cuma 3 jam. Tapi untuk
ukuran konsol nggak sukses, sampai tahun 2007 lalu, TurboExpress berhasil
terjual 1,5 juta unit!
Cara membacanya bukan Game dot Com, tetapi Game Com. Dibuat
oleh Tiger Electronis merupakan konsol genggam yang targetnya adalah gamer yang
lebih dewasa karena menurut pengembang konsolnya, game-game untuk Game Com
kebanyakan game dengan rating T ke atas.. Saat rilis diawal, Game Com merupakan
satu-satunya konsol genggam yang bisa memainkan 2 slot game cartridge. Namun
akhirnya seri Game Com yang berikutnya menjadi satu cartridge karena
pertimbangan sistem engine agar lebih maksimal. Game Com juga dianggap yang
mempelopori layar sentuh juga termasuk yang pertama menampilkan fungsi dasar
PDA.Terakhir, Game Com pulalah yang pertama memperkenalkan akses internet untuk
konsol genggam.Sayang, cuma berhasil terjual tak lebih dari 300ribu unit.
Selain rilis di Jepang tahun 1998, konsol ini juga rilis
diUSAsetahun kemudian. Dibuat oleh SNK yang juga membuat sejumlah
arcade.Sebenernya saat rilisnya, konsol ini mendapat sambutan yang sangat baik,
angka penjualannya waktu itu melampaui Game Boy dan Game Gear. Sayangnya,
konsol yang bagus ini nggak didukung oleh third party juga masalah dengan
packagingnya yang kemahalan. Konsol ini “cuma”berhasil terjual 2 juta unit saja
dengan lebih dari 50an game.
Didesain oleh Bandai, WonderSwan Color rilis tahun 2000 di
Jepang dan lumayan sukses. Waktu itu Wonderswan Color bisa meraih 8% dari
market share yang dikuasai oleh Nintendo. Salah satu yang membuat konsol ini
cukup sukses adalah karena Bandai bisa menggandeng SquareSoft dengan merilis
Final Fantasy dengan kontrol dan grafis yang lebih oke.
Warna-warna yang sempat dirilis adalah Pearl Blue, Crystal Pink,
Crystal Black, Crystal Blue, dan Crystal Orange dan lebih dari 60 judul game
yang kebanyakan adalah game Jepang. Yah, sekali lagi karena persaingan yang
cukup ketat, konsol handheld yang oke ini harus menyerah juga.
Aslinya dibuat oleh sebuah perusahaan Korea pada tahun
2001.Direncanakan khusus rilis untuk Eropa, dan pertama kali dirilis di
Spanyol. Lalu diikuti di Itali, Portugis, Perancis dan Inggris.Secara komersil
sih nggak terlalu sukses Cuma 30 ribu unit, tapi itu cukup menghidupi Game Park
sampai 4 tahun kemudia merilis seri terbaru yang disebut dengan GP2X. Konsol
ini sangat populer dikalangan pengembang dan para IT konsol game karena bisa
dibilang konsol buatan selain Jepang yang lumayan sukses di Eropa. Gamenya yang
terakhir rilis berjudul Blue Angelo, rilis tahun 2004 masih bisa didapat di
Korea Selatan. Oh ya konsol ini juga masih banyak yang mainin loh di Korsel.
Didesain untuk menjadi PDA-handheld game console hybrid,
Tapware Zodiac suport foto, movie, musik, internet juga dokumen. Menggunakan
versi Palm OS 5, 5.2T untuk mendukung tombol game juga untuk chip grafisnya.Ada
dua versi, Zodiac 1 dan Zodiac 2 yang juga bisa menerima panggilan telpon
dengan program VOIP. Rilisnya sendiri tahun 2004 cukup berdekatan dengan
Nintendo DS, Zodiac juga sudah menggunakan sistem layar sentuh. Hanya saja
nggak didukung dengan marketing yang baik juga suport dari developer game.
Jadinya KO deh begitu DS rilis. Tapi lumayan lah 300ribu unit sempat terjual
dengan 50an judul game.
Banyak fungsi yang ingin dimasukan Tiger Telematics di
Gizmondo ini pada tahun 2005, mulai, musik, film, game, kamera, menyimpan foto
juga untuk fungsi GPS. Sayangnya nggak sukses juga. Dijual dengan harga US$299
dan US$ 400, banyak banget masalah yang dihadapi saat Gizmondo ini beredar,
diantaranya adalah keterlibatan pemilik Tiger Telematic dengan mafia. Waks!
Judul game yang terbit Cuma 14, gosipnya waktu itu Microsoft mau mengambil alih
dan merilis ulang Gizmondo. Tapi sampai saat ini, gosip tersebut nggak jadi
kenyataan. Dengan hanya terjual 25ribu unit, Gizmondo pun tutup buku dengan
dinyatakannya Tiger Telematic mengalami kebangkrutan.
Mobile games
Kita hidup di dunia di mana game kualitas konsol - dengan
gameplay mendalam, grafis 3D yang kompleks, dan suara stereo yang realistis -
dapat dinikmati kapan saja, di mana saja dan oleh siapa pun yang memiliki
smartphone yang layak. Ini adalah fitur yang kurang lebih kita dapatkan secara
cuma-cuma sekarang ini.
Tapi tidak demikian dengan 20 tahun yang lalu, saat game
ponsel tidak cukup menarik. Bahkan, tidak ada ponsel dengan game sebelum tahun
1994. Itu adalah tahun ketika Hagenuk MT-2000 dirilis, dan menjadi ponsel
pertama dengan kemampuan gaming.
Tahukah Anda apa game yang dipilih oleh Hagenuk pada saat itu?
Tidak lain Tetris, yang bersama Snake - pertama muncul pada Nokia 6110 tahun
1996, menuai popularitas pada saat itu dan cukup sederhana untuk ditangani oleh
hardware telepon.
Tetris adalah satu-satunya game yang dimiliki ponsel tersebut,
mengingat keterbatasan hardware dan tujuan utama perangkat ini adalah untuk
menelepon, bukan untuk game. Desain antenanya juga tidak lazim karena berada di
sisi atas ponsel, ketimbang membentang ke atas.
Kemudian ponsel-ponsel merek lain pun mulai melakukan inovasi
dengan menambahkan fitur permainan di dalamnya. Mari kita telusuri kembali
permainan ponsel dari masa-ke masa.
Awal tahun 1997 (Nokia 6110)
Nokia meluncurkan permainan ponsel bernama Snake, pada tahun
1997 silam untuk Nokia 6110. Namun game Snake sendiri sebelumnya memang sudah
eksis sejak akhir tahun 1970-an melalui arcade. Game ular ini sangatlah sukses
di jamannya waktu itu (dicatat menurut unit ponsel yang terjual) hingga 400
juta kopi. Tentu prestasi yang mengesankan untuk sebuah game yang mengawali
debutnya sebatas dengan beberapa kotak persegi yang bergerak di atas background
berwarna hijau.
Tahun 2001 (Nokia NGage )
Diawal tahun 2001-an Nokia NGage QD, usaha pabrikan ponsel
Nokia mulai merambah dan meramaikan industri game. Ini merupakan ponsel
sekaligus piranti game yang lengkap dengan fitur-fitur multimedia dan
interkonektivitas, seperti Bluetooth. Pada saat itu game di handphone
seringkali dianggap sebagai pengisi waktu luang saja, dan bukan merupakan
hiburan utama. Hal inilah yang dulu membuat N-Gage beberapa waktu yang silam
kurang sukses sebagai sarana gaming. Dan karena itu juga , N-Gage yang
mengandalkan game berbasis symbian terbukti kurang mampu menarik perhatian para
developer game untuk merilis game-game bermutu.
Game mobile java (J2ME)
Seiring waktu, perkembangan game handphone justru menunjukkan
bahwa makin banyak game berbasis java (J2ME) yang dirilis ke pasaran, sementara
itu judul-judul game berbasis symbian terlihat hanya segelintir saja. Ini
dikarenakan sifat bahasa pemrograman java yang cross-platform, yang artinya
bisa dijalankan di berbagai macam tipe handphone, entah yang menggunakan
operating system maupun tidak. Sedangkan game berbasis symbian hanya bisa
dijalankan pada handphone yang menggunakan operating system symbian saja.
Hal inilah yang membuat developer game lebih tertarik merilis
game berbasis java. Gameloft, Digital Chocolate, Glu, dan FishLabs merupakan
developer game handphone ternama yang kerap merilis game Java bermutu.
Game di OS (Android Smart Phone, iOS, BlackBerry OS, dll)
Yang akan kita bahas yaitu Android. Android merupakan salah
satu sistem operasi yang mendukung program aplikasi game pada mobile. Sistem
operasi android memang semakin terkenal dan bahkan menjadi sistem operasi
handphone yang menarik bagi masyarakat. Contoh Handphone dengan sistem operasi
Android adalah Motorola Milestone, Sony Ericsson xPeria X10, Samsung Galaxy S,
LG Optimus, sampai Samsung Galaxy S Mini.
Salah satu daya tarik dari Android adalah banyaknya dukungan
dan game terbaru yang tersedia untuk Android. Game-game terbaru seperti Angry
Birds Rio ataupun Angry Birds Season sampai Need For Speed, Real Football 2011
ataupun PES 2011 tersedia secara gratis untuk Android. Dan tentunya android
tidak terpaku oleh satu jenis pabrikan handpone seperti windows phone, iOS,
dll.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar